Ketika Mata

My Photo
Name:
Location: DKI Jakarta, Indonesia

Saturday, April 19, 2008

Konferensi Zakat Asia Tenggara II: Indonesia Harapkan Posisi Sekjen Pertama

Friday, November 02, 2007

Padang,

Pelaksanaan Konferensi Zakat Asia Tenggara (KZAT) II yang berlangsung di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) mulai Selasa esok, diharapkan dapat membentuk komposisi kepengurusan Dewan Zakat Asia Tengggara (DZAT). Indonesia sebagai negara pengagas, berharap dapat mengambil posisi sebagai sekretaris jenderal pertama.

Panitia Pengarah KZAT II, M Arifin Purwakananta menyatakan, konferensi ini akan membahas dua isu penting, yakni mengenai aspek manajemen dalam pengelolaan zakat dan pembentukan kesekretariatan, karena sejak dibentuk tahun lalu, lembaga ini belum mempunyai struktur organisasi baku.

"Salah satu agenda penting konferensi adalah membakukan kesekretariatan, termasuk lokasi kesekretariatan dan penunjukan sekretaris jenderal pertama. Indonesia selaku salah satu negara penggagas Dewan Zakat Asia Tenggara berharap dapat mengambil peran dengan menjadi sekretaris jenderal pertama," kata Arifin Purwakananta kepada wartawan di Hotel Bumiminang, Jalan Bundo Kandung, Padang, Senin (29/10).

KZAT II di Padang yang berlangsung mulai 30 Oktober hingga 3 November 2007, akan diikuti delegasi dari empat negara penggagas, yakni Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura. Sementara delegasi dari negara peninjau antara lain datang dari Australia, Jerman, Syiria dan Thailand. Total delegasi sekitar 300 orang.

Disebutkan Arifin Purwakananta, konferensi ini merupakan kelanjutan dari Konferensi Zakat Asia Tenggara I yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 - 15 Maret 2006. Konferensi Kuala Lumpur itu menghasilkan Deklarasi Zakat 2006 dan sekaligus membentuk Dewan Zakat Asia Tenggara (DZAT) sebagai organ penghubung institusi zakat dan masyarakat zakat di kawasan serumpun.

DZAT juga diharapkan menjadi majelis syuro terhadap masalah-masalah zakat, sekaligus penetap standarisasi manajemen zakat di wilayah nusantara. Sehingga pada akhirnya tercipta standar manajemen pengelolaan zakat yang baik dan dapat diterapkan secara global.

Peran Indonesia

Mengingat peran penting Indonesia dalam uoaya menggagas berdirinya lembaga ini, maka wajar saja jika Indonesia duduk sebagai sekretaris jenderal. Namun keinginan itu juga dilandasi kondisi kekinian mengenai perkembangan zakat di Tanah Air.

Gerakan zakat di Indonesia sudah berkembang demikian pesat. Lahirnya UU Nomor 38 Tahun 1998 tentang Pengelolaan Zakat menunjukkan keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam gerakan zakat.

"Nah, jika Indonesia terpilih sebagai sekretaris jenderal, dan sekretariat DZAT juga berada di Indonesia, maka akan memberikan nilai lebih dalam upaya semakin memajukan gerakan zakat di Indonesia," kata Arifin yang duduk sebagai Jawatan Kuasa Penaja pada DZAT.

Tugas utama sekjen adalah memajukan gerakan zakat di kawasan regional. Jika sekretariat berada di Indonesia dan sekjen berasal dari Indonesia, maka perbaikan gerakan zakat di tingkat regional akan tumbuh dan berkembang bersamaan dengan perbaikan gerakan zakat di Indonesia. Di dalam negeri, kata Arifin, pengelolaan zakat masih menghadapi beberapa persoalan. Masalah keorganisasian yang belum baik, kepercayaan publik terhadap lembaga zakat yang belum baik.

"Jadi persoalanpersoalan ini akan diperbaiki bersamaan dengan perbaikan manajemen pengelolaan zakat di tingkat regional. Kita dapat membangun bersama gerakan zakat di Asia Tenggara bersamaan dengan di Indonesia," kata Arifin yang juga Vice President Strategic Alliance Dompet Dhuafa.

Dalam kesempatan itu Arifin menjelaskan, dalam pelaksanaan konferensi kali ini, tentu ada beberapa isu berkembang yang akan dibahas, termasuk kemungkinan perubahan nama lembaga. Ada yang berharap namanya menjadi Dewan Zakat MABIMS, Majelis Agama Islam Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. MABIMS merupakan forum pertemuan tidak resmi para menteri agama keempat negara tersebut.

"Namun kita sangat berharap, lembaga tetap bernama Dewan Zakat Asia Tenggara," kata Arifin Purwakananta

Ditegaskan Arifin, Indonesia menjadi tuan rumah dalam konferensi ini karena memang amanat dari KZAT I 2006 di Kuala Lumpur. Sementara penunjukan Padang sebagai lokasi penyelenggaraan karena kota ini sudah ditunjuk sebagai Kota Percontohan Manajemen Zakat oleh pemerintah melalui Departemen Agama. (*

Labels:

Menanti Sekjen Dewan Zakat Asia Tenggara

[www.kabarindonesia.com]Friday, November 02, 2007
30-Okt-2007, 01:18:46 WIB -

KabarIndonesia - Pelaksanaan Konferensi Zakat Asia Tenggara (KZAT) II yang berlangsung di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) mulai Selasa (30/10) diharapkan dapat membentuk komposisi kepengurusan Dewan Zakat Asia Tengggara (DZAT). Indonesia sebagai negara penggagas, berharap dapat mengambil posisi sebagai sekretaris jenderal pertama.

Panitia Pengarah KZAT II, M Arifin Purwakananta menyatakan, konferensi ini akan membahas dua isu penting, yakni mengenai aspek manajemen dalam pengelolaan zakat dan pembentukan kesekretariatan, karena sejak dibentuk tahun lalu, lembaga ini belum mempunyai struktur organisasi baku.

"Salah satu agenda penting konferensi adalah membakukan kesekretariatan, termasuk lokasi kesekretariatan dan penunjukan sekretaris jenderal pertama. Indonesia selaku salah satu negara penggagas Dewan Zakat Asia Tenggara berharap dapat mengambil peran dengan menjadi sekretaris jenderal pertama," kata Arifin Purwakananta kepada wartawan di Hotel Bumiminang, Jalan Bundo Kandung, Padang, Senin (29/10).

KZAT II di Padang yang berlangsung mulai 30 Oktober hingga 3 November 2007, akan diikuti delegasi dari empat negara penggagas, yakni Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura. Sementara delegasi dari negara peninjau antara lain datang dari Australia, Jerman, Suriah dan Thailand. Total delegasi sekitar 300 orang.

Disebutkan Arifin Purwakananta, konferensi ini merupakan kelanjutan dari Konferensi Zakat Asia Tenggara I yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, 13-15 Maret 2006. Konferensi Kuala Lumpur itu menghasilkan Deklarasi Zakat 2006 dan sekaligus membentuk Dewan Zakat Asia Tenggara (DZAT) sebagai organ penghubung institusi zakat dan masyarakat zakat di kawasan serumpun.

DZAT juga diharapkan menjadi majelis syuro terhadap masalah-masalah zakat, sekaligus penetap standarisasi manajemen zakat di wilayah nusantara. Sehingga pada akhirnya tercipta standar manajemen pengelolaan zakat yang baik dan dapat diterapkan secara global.

Peran Indonesia
Mengingat peran penting Indonesia dalam upaya menggagas berdirinya lembaga ini, maka wajar saja jika Indonesia duduk sebagai sekretaris jenderal. Namun keinginan itu juga dilandasi kondisi kekinian mengenai perkembangan zakat di Tanah Air.

Gerakan zakat di Indonesia sudah berkembang demikian pesat. Lahirnya UU Nomor 38 Tahun 1998 tentang Pengelolaan Zakat menunjukkan keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam gerakan zakat.

"Nah, jika Indonesia terpilih sebagai sekretaris jenderal, dan sekretariat DZAT juga berada di Indonesia, maka akan memberikan nilai lebih dalam upaya semakin memajukan gerakan zakat di Indonesia," kata Arifin yang duduk sebagai Jawatan Kuasa Penaja pada DZAT.

Tugas utama sekjen adalah memajukan gerakan zakat di kawasan regional. Jika sekretariat berada di Indonesia dan sekjen berasal dari Indonesia, maka perbaikan gerakan zakat di tingkat regional akan tumbuh dan berkembang bersamaan dengan perbaikan gerakan zakat di Indonesia. Di dalam negeri, kata Arifin, pengelolaan zakat masih menghadapi beberapa persoalan. Masalah keorganisasian yang belum baik, kepercayaan publik terhadap lembaga zakat yang belum baik.

"Jadi persoalan-persoalan ini akan diperbaiki bersamaan dengan perbaikan manajemen pengelolaan zakat di tingkat regional. Kita dapat membangun bersama gerakan zakat di Asia Tenggara bersamaan dengan di Indonesia," kata Arifin yang juga Vice President Strategic Alliance Dompet Dhuafa.

Dalam kesempatan itu Arifin menjelaskan, dalam pelaksanaan konferensi kali ini, tentu ada beberapa isu berkembang yang akan dibahas, termasuk kemungkinan perubahan nama lembaga. Ada yang berharap namanya menjadi Dewan Zakat MABIMS, Majelis Agama Islam Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. MABIMS merupakan forum pertemuan tidak resmi para menteri agama keempat negara tersebut.

"Namun kita sangat berharap, lembaga tetap bernama Dewan Zakat Asia Tenggara," kata Arifin Purwakananta

Ditegaskan Arifin, Indonesia menjadi tuan rumah dalam konferensi ini karena memang amanat dari KZAT I 2006 di Kuala Lumpur. Sementara penunjukan Padang sebagai lokasi penyelenggaraan karena kota ini sudah ditunjuk sebagai Kota Percontohan Manajemen Zakat oleh pemerintah melalui Departemen Agama.

Labels:

Dewan Zakat Asia Tenggara Dibentuk

Republika, 2006

Pengelolaan zakat Asia Tenggara ditujukan untuk mewujudkan Baitulmal internasional.
KUALA LUMPUR--Praktisi zakat di Asia Tenggara siap membentuk Dewan Zakat Asia Tenggara (DZAT). Lembaga ini diharapkan bisa mengoptimalkan pemanfaatan zakat untuk mengurangi penduduk miksin di tanah Serantau.
Persidangan untuk melahirkan Dewan Zakat Asia Tenggara itu digelar di Kuala Lumpur. Diikuti oleh wakil pemerintah, pengelola zakat dan pendidik, konferensi zakat Asia Tenggara ini dibuka kemarin di Hotel Grand Seasons, Kuala Lumpur Malaysia. Acara tiga hari itu dihadiri perwakilan dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Selain itu, juga hadir sebagai undangan utusan dari Thailand, Filipina, Vietnam dan Laos.
M Arifin Purwakananta, Direktur Institut Manajemen Zakat (IMZ) yang hadir pada pertemuan itu menjelaskan semula sidang pertama akan dibuka oleh PM Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi. ''Namun karena berhalangan diwakili Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Abdulah MD Zain.'' Dari Indonesia tampak hadir Menteri Agama Republik Indonesia, Maftuh Basyuni, Duta Besar RI di Malaysia, Lembaga-lembaga Amil Zakat (LAZ), dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Menurut Arifin, pertemuan itu merupakan awal deklarasi terbentuknya Dewan Zakat Asia Tenggara. Dewan Zakat Asia Tenggara lahir dalam rangka mengurangi penduduk miskin. Zakat adalah instrumen yang bisa mengurangi kemiskinan.
Selain itu, konferensi zakat ini berlangsung menyusul pesatnya pertumbuhan zakat dan lembaganya di kawasan Serantau ini. ''Berbagai organisasi zakat yang tumbuh di negara ASEAN selama 10 tahun terakhir telah menggelorakan ranah zakat di wilayah serantau,'' katanya dalam siaran pers yang diterima Republika kemarin.
Dewan Zakat Asia Tenggara (DZAT), kata Arifin, merupakan wadah berhimpunnya tokoh dan pelaku zakat di Asia Tenggara. Dewan ini akan berisikan orang-orang yang memahami persoalan zakat dari masing-masing negara. Peran yang diharapkan dari Dewan ini antara lain adalah, menjadi rujukan dalam memutuskan seputar permasalahan zakat di tingkat regional, baik dalam hal fikih maupun manajemen, melakukan standardisasi kompetensi pengelola zakat, baik pada level amil, maupun manajemen organisasi, melakukan kajian dan penelitian dalam rangka pengembangan zakat di Asia Tenggara serta menggelar seminar dan kerja sama pemanfaatan zakat.
Pengembangan Zakat Perlu Sinergi
Arifin menjelaskan meskipun pengelolaan zakat mulai berkembang, tapi belum disertai dengan sinergi yang baik. Melihat potensi tumbuhnya pengelolaan zakat, Dompet Dhuafa Republika (DD) menginisiasi pembentukan Dewan Zakat Asia Tenggara.
Ide ini respons dari pemerintah Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Brunai Darussalam. Selama proses persiapan pembentukan Dewan Zakat Asia Tenggara ini dirumuskan di Kuala Lumpur Malaysia.
Anggota dari tim perumus ini meliputi Indonesia diwakili oleh, Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa, Departemen Agama dan Institut Manajemen Zakat (IMZ). Dari Malaysia diwakili Jabatan Wakaf Zakat dan Haji (JWZH) mewakili kerajaan Malaysia, Pusat Pungutan Zakat Wilayah Persekutuan (PPZ Wilayah Persekutuan), Institut Kajian Zakat Malaysia (IKaZ), dan UiTM. Sementara dari Singapura diwakili Majelis Agama Islam Singapura (MUIS), dan Brunai Darusalam diwakili Majelis Agama Islam Brunai Darussalam (MUIB).
''Sebagai inisiator, Dompet Dhuafa berharap keberadaan Dewan Zakat ini akan dapat menghimpun persatuan institusi pengelola zakat di Asia Tenggara,'' ujarnya menambahkan.
Ikhtisar*Dompe Dhuafa mengusulkan pembentukan Dewan Zakat Asia Tenggara beberapa tahun lalu.*Praktisi pengelola zakat, pemerintah, pendidik sepakat membentuk Dewan Zakat Asia Tenggara untuk mempercepat pengentasan kemiskinan.(dam )

Labels:

Kesadaran Bersedekah Makin Tinggi

Jakarta, Kompas - Juli 2004

Tidak seperti pajak, kesadaran membayar zakat, infak, dan sedekah masyarakat terus meningkat. Pembayarannya pun semakin beragam caranya, mulai dari pembayaran di loket, melalui internet, hingga fasilitas pengiriman pesan singkat.

Kepala Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Bazis) DKI Jakarta HM Sukanta AS di Jakarta, Kamis (27/10), menyatakan zakat mal (harta) meningkat dari tahun ke tahun terutama di bulan Ramadhan. Tahun 2003 Rp 14,3 miliar, tahun 2004 Rp 16,2 miliar, dan tahun 2005 ditargetkan Rp 20 miliar. ”Potensi di Jakarta bisa mencapai Rp 100 miliar per tahun,” katanya.

Peningkatan pembayaran zakat, infak, dan sedekah juga terjadi pada lembaga amil zakat masyarakat, seperti Dompet Dhuafa Republika. General Manager Fund Raising Dompet Dhuafa Republika Muhamad Arifin Purwakananta mengatakan, dana yang dikelola tiap tahun naik 45 persen. Tahun lalu Rp 32 miliar dan tahun ini ditargetkan Rp 36 miliar. ”Dari bulan Ramadhan kami targetkan Rp 12 miliar,” katanya.

Selain Dompet Dhuafa, Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid juga memanfaatkan keberadaan hipermarket sebagai sarana bagi masyarakat untuk membayar zakat, infak, dan sedekah.

Mendayagunakan zakat

Penyaluran zakat seyogianya tidak hanya berupa santunan, tetapi, menurut Muhamad, untuk kegiatan strategis. Dompet Dhuafa memanfaatkannya untuk membangun layanan kesehatan cuma-cuma di Ciputat, gerai-gerai sehat, sekolah gratis, dan kredit mikro. Sementara BAZIS untuk membantu masjid, fakir miskin, beasiswa, dan pemberdayaan ekonomi kecil. (AMR/DAY)

Labels:

Kampanye Kesadaran Zakat di Bulan Ramadhan

Republika,Jumat, 17 Oktober 2003

Ramadhan menjadi masa berbenah bagi umat Islam. Termasuk berlatih menahan diri dari dorongan nafsu hewani. Ramadhan bagi umat Islam, menjadi saat yang tepat pula untuk membersihkan harta. Yaitu, dengan memperbanyak sadaqah, infak, maupun menunaikan zakat.

Bahkan banyak pula umat Islam yang melakukannya sebelum itu. Laiknya Rasulullah yang telah berbenah sejak Syaban. Membersihkan jiwa dengan saling memaafkan, berpuasa sunah juga memperbanyak harta yang dibelanjakan bagi kaum papa.

Tak heran jika Dompet Dhuafa (DD) Republika berkampanye sejak Syaban untuk mengingatkan masyarakat menunaikan zakat, infaq, dan sadaqah. Dengan slogan 'Ramadhan Bersih Hati dan Jiwa' mereka melakukan kampanye peduli dhuafa.

Seperti diungkapkan Corporate Secretary Dompet Dhuafa Republika, Muhamad Arifin Purwakananta, untuk menyukseskan kampanye di Bulan Ramadhan tersebut, pihaknya menggandeng artis Ratih Sanggarwati sebagai duta peduli dhuafa.

Bergabungnya Ratih Sanggarwati, tentu akan memberikan suasana lain. Pasalnya, selama ini DD lebih banyak menggunakan kalangan ustadz. Dengan demikian, keberadaan figur yang berbeda membuat kepedulian terhadap dhuafa juga merebak lebih luas.

Selain itu, kini DD menciptakan satu ikon baru berbentuk tokoh kartun dengan nama Bung Zakki.''Penciptaan tokoh kartun ini juga merupakan bagian dari kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat berzakat di Bulan Ramadhan,'' jelas Muhamad Arifin Purwakananta, kepada Republika di Jakarta, Rabu (15/10).

Tokoh kartun yang digambarkan sebagai orang muda yang pintar, mapan, juga gemar membelanjakan sebagain hartanya bagi dhuafa, menurut rencana akan ditayangkan di RCTI dan Trans TV dengan durasi sekitar satu menit.

Langkah brilian DD tak hanya itu, para muzakki atau donatur kini juga lebih dipermudah. Gerai atau counter DD kini telah ditempatkan di kantor sejumlah perusahaan. Ini memudahkan mereka jika ingin menunaikan zakat, infaq, maupun sadaqahnya.

Malahan, gerai juga bertebaran di Mcdonalds yang berada di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Mereka yang kebetulan berbuka puasa di restoran tersebut, dapat menyambangi gerai DD serta memberikan donasinya bagi kaum dhuafa.

''Umat Islam juga dapat menyalurkan zakatnya ketika berbelanja di toko swalayan Hero. Jika mereka berzakat maka akan tertera di struk belanja yang mereka terima dari kasir,'' jelas Arifin.

Ia menyatakan, dengan kampanye selama Ramadhan ini, target dana yang terkumpul dari para muzakki diperkirakan Rp 15 miliar. Ia pun optimis target itu dapat tercapai.

Sebab, tahun-tahun sebelumnya target yang ditetapkan selalu terpenuhi. Bahkan dana yang terkumpul di Bulan Ramadhan jumlahnya setengah dari total pendapatan selama 11 bulan lainnya.

Arifin menambahkan bahwa dana yang terkumpul nantinya dialokasikan untuk biaya operasional program Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) yang berjumlah Rp 3 miliar per tahun.

Selain itu, tambahnya, dana yang terkumpul diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur dan biaya tahun pertama pengadaan sekolah gratis, dengan kisaran biaya mencapai Rp 4 miliar.

Tak hanya DD Republika, PKPU juga memanfaatkan momen Ramadhan untuk menjaring zakat dari masyarakat. Direktur PKPU, Sahabuddin, menyatakan bahwa masyarakat memiliki stigma bahwa zakat di Bulan Ramadhan merupakan langkah yang tepat.

Meski menurut kaidah, pembayaran zakat hanya bisa ditunaikan bila telah mencapai nishabnya. Maka untuk mengantisipasi ghirah berzakat dan memberikan penyadaran zakat bagi masyarakat, PKPU pun menggelar kampanye bertajuk 'Berkah Ramadhan Senyum Saudaraku'. Baik melalui media cetak maupun elektronik.

Bahkan, rencananya mereka juga akan mengandalkan Marketing Public Relations dengan menggunakan publik figur sebagai daya jualnya. Tak heran jika terdapat acara buka puasa bersama dengan artis atau sahur bersama anak jalanan yang dipandu oleh dai terkenal.

''Kami menggandeng sejumlah dai terkenal dalam acara yang telah kami rencanakan, misalnya, Ustadz Arifin Ilham. Kami mengambil langkah ini agar masyarakat tertarik datang dan memberikan zakat atau dermanya,'' kata Sahabuddin.

Yang tak kalah menariknya, buka puasa bersama di rumah tahanan menjadi agenda pula bagi PKPU. Menurut Sahabuddin tahun ini pihaknya akan mengadakan buka puasa bersama di rutan Salemba bersama Ustadz Abu Bakar Ba'asyir maupun Habib Riziek. Ia menyatakan, PKPU telah mendapatkan persetujuan dari pihak rutan untuk mengadakan acara tersebut.

Ia berharap setiap kegiatan yang digelar dapat menggugah masyarakat untuk menunaikan zakat dan terjadi transaksi. Apalagi untuk Ramadhan tahun ini, PKPU menargetkan dana yang terkumpul mencapai Rp 5 miliar.

Jika target tercapai, sudah pasti akan semakin banyak saudara muslim yang tak terlalu beruntung dapat turut menebarkan senyum. Sebab, derita yang mereka alami telah diringankan saudara seiman.

Selain mengandalkan pemasukan zakat dari dalam negeri, PKPU berharap pada masukan dari komunitas mahasiswa di luar negeri, seperti komunitas Mahasiswa di Jepang, Australia dan Kanada maupun lembaga internasional, seperti Muslim Aid. fer

Labels:

Peduli Yatim Bersama RRI

REPUBLIKA, Jumat, 02 Februari 2007

“Tetap peduli anak yatim bersama RRI,” tegas Parni Hadi, Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI) saat memberikan sambutannya dalam rangka memperingati Hari Kepedulian Anak Yatim Nasional di Auditorium lantai I RRI, 30 Januari lalu.

Ketua Dewan Wali Amanah Dompet Dhuafa Republika (Baznas – Dompet Dhuafa) ini menghimbau kepada seluruh Stasiun RRI, mulai dari Aceh sampai Jayapura untuk mendukung program-program anak yatim di wilayahnya. “Jangan sampai kita termasuk orang yang mendustakan agama seperti firman-Nya dalam surat Al-Ma’un. Anak yatim disayangi Allah. Jadi siapa saja yang menyayanginya akan dimuliakan Allah SWT. Dan InsyaAllah dengan mendukung programnya kitapun akan mendapat berkah.”

Acara bertajuk “Cintai Anak Yatim” terselenggara berkat dukungan kemanusiaan para donatur melalui program HAYAT (Hari Anak Yatim) serta masyarakat yang tergerak peduli pada nasib para anak yatim yang orang tuanya menjadi salah satu korban tenggelamnya kapal KM Senopati.

“Terutama menitikberatkan pada bidang pendidikan.” ujar Presiden Direktur Baznas - Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi. Lanjutnya, “Dengan pendidikan yang baik dan cukup, kelak dikemudian hari anak-anak korban ini akan bermanfaat bagi orang lain.”

Sementara itu, GM Resources Mobilization Baznas- Dompet Dhuafa, M.Arifin Purwakananta menerangkan bahwa donasi ini merupakan cara lain advokasi dan keprihatinan masyarakat untuk korban KM Senopati.

Selain dana bantuan pendidikan sebesar Rp 150 juta selama setahun bagi anak yatim korban KM Senopati, Baznas-Dompet Dhuafa melalui LPM nya juga memberikan santunan senilai Rp 70 juta kepada 350 orang anak yatim se-Jadebotabek.
(dwi)

Labels:

Kepercayaan Masyarakat Kepada Lembaga Amil Zakat Perlu Ditingkatkan

Kapanlagi.com, Senin, 30 Oktober 2006 23:33

Kepercayaan masyarakat untuk membayarkan zakat dan infaq melalui lembaga amil zakat di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk menjaga kesinambungan manfaat penggunaan zakat dan infaq tersebut.

"Masyarakat yang langsung memberikan zakat atau infaq mereka kepada orang yang membutuhkan tidak dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dengan singkat. Tetapi bila melalui lembaga amil dan zakat maka akan lebih terjaga kesinambungan manfaat zakat tersebut. Belum seluruh masyarakat menggunakan pelayanan lembaga," kata Chief Executife Officer Rumah Zakat Indonesia, Virdha Dimas Ekaputra, di Jakarta, Senin (30/10).

Ia mengatakan salah satu program dari lembaga amil zakat selain di bidang sosial, adalah untuk menghimpun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga formal tersebut.

Menurutnya persentase mayarakat yang mempercayakan pengolaan zakat dan infaq mereka kepada lembaga formal masih kecil.

"Dari potensi zakat senilai Rp19 triliun, diperkirakan hanya 5 persen saja yang terserap oleh lembaga amil zakat formal. Ini menunjukkan sebagian besar masyarakat masih belum menggunakan layanan lembaga untuk membayar zakat," katanya.

Sementara itu, Kepala Departemen Pengumpulan Dana Dompet Dhuafa Republika, M. Arifin Purwakananta mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga mail zakat formal dapat dilihat dari semakin banyaknya lembaga amil zakat yang berdiri.

Selain itu umumnya dana yang dihimpun melalui lembaga terus meningkat setiap tahunnya, yang berarti semakin banyak masyarakat yang menggunakan jasa lembaga.

"Kalau indikatornya melalui zakat dan infaq yang berhasil dihimpun, maka kepercayaan masyarakat terus meningkat.

Ia mengatakan kepercayaan masyarakat kepada lembaga harus diikuti oleh kerja lembaga yang profesional.

"Zakat itu seperti pajak yang harus tercatat dan diperlihatkan kepada orang lain. Butuh transparansi dan sebagai lembaga maka harus ada program-program yang baik untuk meningkatkan kinerja lembaga amil zakat," katanya.

Ia mengatakan masih ada masyarakat yang belum mengerti kemana dan bagaimana membayarkan zakat dan infaq. Untuk itu, sudah menjadi tugas lembaga amil zakat untuk mengingatkan dan memberikan kemudahan, katanya.

Zakat dan infaq yang terhimpun melalui lembaga amil zakat akan disalurkan untuk program-program kegiatan sosial di masing-masing lembaga seperti Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC), Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Lembaga Pengembangan Insani (LPI) yang berada di bawah naungan Dompet Dhuafa Republika. (*/lpk)

Labels:

BI Buat Gerakan 'Jakartaku Bersih Kembali'

Detik.Com
Syarif Hidayatullah - detikInet, Minggu (11/2/2007)

Jakarta, Usai operasi penyelamatan (rescue), Bank Indonesia (BI) membuat gerakan pasca banjir 'Jakartaku bersih kembali'. Dalam gerakan bersama Baznas Dompet Dhuafa ini, program menitikberatkan pada pembersihan lingkungan dan pemberian paket sanitasi.

"Kita fokus pada pemulihan lingkungan dan fasilitas publik seperti sekolah, Puskesmas, musala, jalanan, dan saluran air," ujar Ketua Panitia Muh. Arifin Purwakananta pada detikcom di sela kegiatan bersih-bersih di Kelurahan Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (11/2/2007).

Kegiatan tersebut berlangsung di RW 04 dan RW 05 Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, sejak pukul 10.00 WIB hari ini. Ratusan relawan yang terdiri dari pegawai BI, bank syariah, Pramuka, marinir, hingga mahasiswa membantu masyarakat membersihkan lokasi banjir dari sampah dan lumpur.

"Kami percaya masyarakat bisa melewati masalah ini, kami hanya membantu dengan memfasilitasi relawan," tambah Arifin.

Arifin lalu menerangkan gerakan ini juga merupakan gerakan simbolis agar masyarakat pulang dari pengungsian dan beraktivitas seperti biasanya. Di lokasi pembersihan tampak juga artis Jane Shalimar dan Gugun Gondrong. Mereka juga ikut menyerok lumpur dan menyapu sampah.

Sayang, kehadiran artis dan para bankir hanya hanya sampai 11.30 WIB. Setelah itu mereka pergi meninggalkan lokasi, dan kegiatan bersih-bersih hanya dilakukan warga dibantu aparat TNI maupun Polri.(gah/ana)

Labels:

Muhammadiyah Jembatani Pembentukan National Humanitarian Forum

Era Muslim, Senin, 14 Apr 08 20:35 WIB

Muhammadiyah akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Forum Kemanusiaan Internasional (Internasional Humanitarian Forum) yang akan dihadiri anggota dari kawasan Timur Tengah yakni Sudan Yaman, dan Kuwait, serta perwakilan negara barat.

Dalam pertemuan itu, natinya akan dibentuk National Humanitarian Forum (Forum Kemanusiaan Nasional) akan menjadi jembatan bagi lembagakemanusiaan lokal di daerah-daerah dengan NGO intenasional. Hal itu diungkapkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga Ketua Pelaksana Steering Committee of International Humanitarian Forum, Sudibyo Markus di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Senin (14/4).

Ia mengatakan, saat ini di Indonesia terdapat sejumlah lembaga kemanusiaan lokal yang perlu ditingkatkan lagi potensinya. Oleh sebab itu, lanjut Sudibyo pertemuan yang melibatkan sejumlah NGO internasional seperti Oxfam GB, International Islamic Charitable Organization dan sejumlah NGO nasional seperti Dompet Dhuafa ini bisa menjadi bagian peningkatan kerjasama itu.

“Kami akan adakan melaunching National Humanitarian Forum pada tanggal 16 April nanti di Jakarta. Ke depannya kami berharap dengan adanya Forum Kemanusiaan Nasional ini, semua NGO yang bergerak di bidang kemanusiaan ini bisa bersinergi baik lembaga di tingkat nasional maupun internasional. Sehingga, kerjasama akan terjalin, ” ujarnya seusia melakukan meeting dengan sejumlah NGO Internasional dan International Humanitarian Forum.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Bidang Kerjasama Strategi Dompet Dhuafa M. Arifin Purwakananta mengakui, bahwa lembaga kemanusian di Indonesia cukup banyak, namun belum ada saling keterkaitan dan lebih cenderung bekerja sendiri-sendiri. Karena itu, pihaknya menyambut positif forum seperti ini. Menurutnya, Humanitarian Forum ini dapat membantu membuat link ataupun channel bagi NGO Kemanusiaan lokal di Indonesia ke lembaga di dunia internasional.

"Menurut saya, selama inikan kerja kemanusian kita kan berantakan, dalam artian sendiri-sendiri. Maka kita mulai menggagas link-link yang nantinya bisa membuat jembatan lembaga-lembag kemanusian secara internasional, " imbuhnya

Sementara itu, . Ketua International Humanitarian Forum yang berpusat di Birmingham, Inggris, Hany El Banna mengatakan, penyelenggaraan pertemuan awal ini untuk membicarakan bagaimana meningkatkan potensi NGO Kemanusiaan lokal khususnya di negara muslim termasuk di Indonesia.
Menurutnya, Indonesia saat ini menjadi perhatian internasional karena sering terjadi bencana alam. Oleh sebab itu, lanjutnya, diperlukan peningkatan kapasitas bagi para NGO Kemanusiaan di negeri ini salah satunya dengan kerjasama ini. “Forum yang lokal sudah dibangun oleh Muhammadiyah, semoga itu bisa menjadi jembatan antara International Committee dan NGO Kemanusiaan lokal, ” ujarnya.

Hany menambahkan, berdirinya Forum Kemanusiaan Internasional dilatarbelakangi peristiwa 11 September, di mana pasca kejadian itu muncul ketidakpercayaan barat terhadap negara muslim. Oleh karena itu muncullah semangat untuk mempersatukan kembali solidaritas yang ada dalam kedua kelompok itu melalui pembentukan International Humanitarian Forum.(novel)

Labels:

Rumah Untuk Warung Udix

DD Online, 05/02/2001

DD Republika secara resmi menyerah-pinjamkan sebuah rumah di Pulo Gadung - Jakarta kepada Warung Udix, sebuah organisasi anak jalanan di kawasan itu. Penyerahan ditandai dengan penandatangan berita acara oleh Arifin Purwakananta (Bagian PSDM DD) dan M. Budi Khoyroni (Ketua Warung Udix).

Rumah seharga Rp. 52,5 juta itu sudah ditempati sejak Sabtu (27/1) lalu. Warung Udix yang dipimpin Budi mempunyai 6 shaf kegiatan yaitu, kesenian, agama, ekonomi, bahasa, bengkel kreatif, dan kesehatan/olah raga. Menurut keterangan Budi rumah tersebut sangat banyak manfaatnya bagi kegiatan-kegiatan organisasinya.

Sebagai rasa syukur atas diserahterimakannya rumah tersebut Warung Udix berencana akan menggelar acara lomba-lomba di 'rumah barunya', seperti lomba adzan, lomba kesenian, lomba ngamen, dan sebagainya.

Pada kesempatan itu Arifin Purwakananta menegaskan kembali komitmennya terhadap nasib anak jalanan. Ia berharap agar Warung Udix menjaga rumah yang sudah ditempati dan dipertanggungjawabkan kepada Ummat melalui DD. "Jadi rumahnya jangan dibakar, juga jangan dijual," candanya disusul tawa Budi.

Budi mengucapkan rasa terima kasihnya kepada DD. Ia juga menilai bahwa DD adalah lembaga yang ikhlas tanpa pamrih dalam membantu kaum lemah. (Ann)

Labels:

Istani basa Pagaruyung

Republika, 15 Maret 2007

Minangkabau bagian penting dari budaya bangsa Indonesia sekaligus sebagai world heritage. Tidak hanya simbol kebesaran Pagaruyung yang kini telah hangus, Ranah Minangpun terkoyak oleh gempa hebat.

Sebelum gempa mengentakkan Sumatera Barat, selasa (6/3), Istano Basa Pagaruyung terbakar pada Selasa malam (27/2). Sambaran petir menghanguskan duplikat istana Raja Alam Pagaruyung itu. Warga tanah datar pun berduka. Istana yang menjadi kebanggaan selama ini tinggal puing-puing arang hitam.

“Betapa hati takkan sedih melihat musibah ini”, kata Bupati tanah datar, M Shadiq Pasadique dengan mata berkaca-kaca. Tak pelak sengatan petir ini menghanguskan kebanggaan Luak Nan Tuo yang identik dengan Istano Basa Pagaruyung. Ranah Minangkabau sekali lagi kehilangan simbol budaya yang dicintainya.

Pagaruyung sebuah negeri tua. Jika waktu boleh diputar ke belakang, beberapa abad silam, boleh jadi Ibukota Sumatera Barat bukan padang. Melainkan Pagaruyung. Di masa kejayaan Pagaruyung kala itu, hanya ada satu istana. Yakni Rumah Tuan Gadih Pagaruyung Istano Si Lindungan Bulan sebagai istana raja. Istana ini pernah terbakar pada 1804, menyusul sebuah kerusuhan berdarah. Kemudian dibangun lagi dan untuk kedua kalinya pada 1966 istana sarat sejarah ini terbakar kembali.

Pertengahan 1970-an, Gubernur Harun Zain menggagas pendirian Istano Basa sebagai duplikat Istana Si Lindungan Bulan. Hal ini sebagai simbol pemersatu Minangkabau, sekaligus untuk membangkitkan harga diri masyarakat yang kala itu masih trauma dengan PRRI.

Posisi pembangunan Istano Basa yang sekarang telah hangus ini, batagak tunggak tuo (mendirikan tiang utama) dilakukan pada 27 Desember 1976. Letak istana berada di padang gembalaan ke arah selatan di atas tanah milik ahli waris kerajaan. Berdiri gagah sebelum terbakar dengan keindahan Gunung Bungsu di belakangnya, seakan menunjukkan kebesaran dan kejayaan Pagaruyung di masa lampau.

Sekilas sejarah. Kerajaan Pagaruyung didirikan seorang peranakan Minagkabau – Majapahit bernama Adityawarman pada 1347. Ia putra Mahesa Anabrang, panglima perang Kerajaan Sriwijaya dan Dara Jingga, putri dari kerajaan Dharmasraya. Ia juga pernah bersama Mahapatih Gajah Mada menaklukkan Bali dan Palembang. Pengaruh Islam di Pagaruyung berkembang kira-kira abad ke-16 melalui musafir dan guru agama yang singgah dari Aceh dan Malaka.

Salah satu murid ulama Aceh yang terkenal Syaikh Abdurrauf Singkil (Tengku Syiah Kuala), yaitu Syaikh Burhanuddin Ulakan, sosok yang dianggap pertama kali menyebarkan agama Islam di Pagaruyung. Pada abad ke-17, Kerajaan Pagaruyung akhirnya berubah menjadi Kesultanan Islam. Raja Islam pertama bernama Sultan Alif.

Kini, Istano Basa, Lebih dari sekadar area wisata. Di hati urang awak, keberadaan Istano Basa menjadi simbol pemersatu, sejarah, dan kejayaan sebuah negeri. Minagkabau bagian penting dari budaya bangsa Indonesia sekaligus sebagai salah satu warisan dunia (world heritage). Meski kini tinggal arang, musibah ini menjadi momentum untuk membangun kembali Istano Basa, sekaligus melakukan revitalisasi nilai-nilai adat dan kebudayaan Minangkabau dalam arti luas. Momentum untuk ‘mambangkik batang tarandam’.

Spirit Pagaruyung

Jika tidak ada aral melintang, 24 Maret nanti di halaman puing Istano Basa Pagaruyung di Jalan Sutan Alam Bagargasyah Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kab Tanah Datar akan digelar pentas budaya Minangkabau. Sebagaimana hasil musyawarah Baznas – Dompet Dhuafa Republika yang diwakili Direktur Program, Kusnandar dengan Pemerintah Daerah Tanah Datar, yang diwakili Wakil Bupati, Aulizal Syuib, Rabu (14/3), gelar budaya ini sebagai tonggak recovery pasca gempa.

Menilik sejarah Pagaruyung, spirit kejayaan sejarah Minangkabau ini akan lebih mudah mempercepat pembangunan kembali korban gempa. Bangun dari keterpurukan, bangun mandiri untuk menata ekonomi kembali, dan segera bangun dari kedukaan. Seperti Istano Basa Pagaruyung yang terbakar, lalu berdiri kembali, terbakar dan berdiri kembali.

Gelar budaya Istano Basa pagaruyung bertajuk “Retak di Ranah Minang” ini akan menghadirkan seribu anak korban gempa. Di antara seni yang dipentaskan, yakni melukiskan kembali wujud Istano Basa Pagaruyung. Juga pagelaran tari dan teater yang melibatkan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STIS) Padang Panjang.

Sebagaimana disampaikan penggagasnya, M Arifin Purwakananta, gelar budaya ini sekaligus sebagai ajang membetot perhatian publik untuk terpantik empati membangun kembali Istano Basa. Dalam tataran kecil aktivitas ini sebagai konseling trauma berbasis wisata bagi anak-anak dan masyarakat korban gempa.

Upaya konseling trauma berbasis wisata ini memang menargetkan dua hal. Membantu mengatasi trauma akibat bencana serta membangun minat siswa untuk mencintai budaya dan wisata. Pilihan pelaksanaan di Istana Pagaruyung, bukannya tanpa alasan. Keberadaan istana ini terkait erat dengan sejarah Minangkabau itu sendiri.
Tak berlebih jika niat baik ini mendapat dukungan dan apresiasi dari banyak pihak. Terutama masyarakat Tanah Datar sendiri. Banyak cara memang yang dapat dilakukan untuk melakukan recovery pasca gempa di Sumatera Barat. Kiranya, pintu budaya telah menjadi pilihan Baznas – Dompet Dhuafa Republika untuk berusaha menambal retak di ranah minang.

Labels:

Kampanye Kesadaran Zakat di Bulan Ramadhan

Republika, Jumat, 17 Oktober 2003

Ramadhan menjadi masa berbenah bagi umat Islam. Termasuk berlatih menahan diri dari dorongan nafsu hewani. Ramadhan bagi umat Islam, menjadi saat yang tepat pula untuk membersihkan harta. Yaitu, dengan memperbanyak sadaqah, infak, maupun menunaikan zakat.

Bahkan banyak pula umat Islam yang melakukannya sebelum itu. Laiknya Rasulullah yang telah berbenah sejak Syaban. Membersihkan jiwa dengan saling memaafkan, berpuasa sunah juga memperbanyak harta yang dibelanjakan bagi kaum papa.

Tak heran jika Dompet Dhuafa (DD) Republika berkampanye sejak Syaban untuk mengingatkan masyarakat menunaikan zakat, infaq, dan sadaqah. Dengan slogan 'Ramadhan Bersih Hati dan Jiwa' mereka melakukan kampanye peduli dhuafa.

Seperti diungkapkan Corporate Secretary Dompet Dhuafa Republika, Muhamad Arifin Purwakananta, untuk menyukseskan kampanye di Bulan Ramadhan tersebut, pihaknya menggandeng artis Ratih Sanggarwati sebagai duta peduli dhuafa.

Bergabungnya Ratih Sanggarwati, tentu akan memberikan suasana lain. Pasalnya, selama ini DD lebih banyak menggunakan kalangan ustadz. Dengan demikian, keberadaan figur yang berbeda membuat kepedulian terhadap dhuafa juga merebak lebih luas.

Selain itu, kini DD menciptakan satu ikon baru berbentuk tokoh kartun dengan nama Bung Zakki.''Penciptaan tokoh kartun ini juga merupakan bagian dari kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat berzakat di Bulan Ramadhan,'' jelas Muhamad Arifin Purwakananta, kepada Republika di Jakarta, Rabu (15/10).

Tokoh kartun yang digambarkan sebagai orang muda yang pintar, mapan, juga gemar membelanjakan sebagain hartanya bagi dhuafa, menurut rencana akan ditayangkan di RCTI dan Trans TV dengan durasi sekitar satu menit.

Langkah brilian DD tak hanya itu, para muzakki atau donatur kini juga lebih dipermudah. Gerai atau counter DD kini telah ditempatkan di kantor sejumlah perusahaan. Ini memudahkan mereka jika ingin menunaikan zakat, infaq, maupun sadaqahnya.

Malahan, gerai juga bertebaran di Mcdonalds yang berada di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Mereka yang kebetulan berbuka puasa di restoran tersebut, dapat menyambangi gerai DD serta memberikan donasinya bagi kaum dhuafa.

''Umat Islam juga dapat menyalurkan zakatnya ketika berbelanja di toko swalayan Hero. Jika mereka berzakat maka akan tertera di struk belanja yang mereka terima dari kasir,'' jelas Arifin.

Ia menyatakan, dengan kampanye selama Ramadhan ini, target dana yang terkumpul dari para muzakki diperkirakan Rp 15 miliar. Ia pun optimis target itu dapat tercapai.

Sebab, tahun-tahun sebelumnya target yang ditetapkan selalu terpenuhi. Bahkan dana yang terkumpul di Bulan Ramadhan jumlahnya setengah dari total pendapatan selama 11 bulan lainnya.

Arifin menambahkan bahwa dana yang terkumpul nantinya dialokasikan untuk biaya operasional program Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) yang berjumlah Rp 3 miliar per tahun.

Selain itu, tambahnya, dana yang terkumpul diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur dan biaya tahun pertama pengadaan sekolah gratis, dengan kisaran biaya mencapai Rp 4 miliar.

Tak hanya DD Republika, PKPU juga memanfaatkan momen Ramadhan untuk menjaring zakat dari masyarakat. Direktur PKPU, Sahabuddin, menyatakan bahwa masyarakat memiliki stigma bahwa zakat di Bulan Ramadhan merupakan langkah yang tepat.

Meski menurut kaidah, pembayaran zakat hanya bisa ditunaikan bila telah mencapai nishabnya. Maka untuk mengantisipasi ghirah berzakat dan memberikan penyadaran zakat bagi masyarakat, PKPU pun menggelar kampanye bertajuk 'Berkah Ramadhan Senyum Saudaraku'. Baik melalui media cetak maupun elektronik.

Bahkan, rencananya mereka juga akan mengandalkan Marketing Public Relations dengan menggunakan publik figur sebagai daya jualnya. Tak heran jika terdapat acara buka puasa bersama dengan artis atau sahur bersama anak jalanan yang dipandu oleh dai terkenal.

''Kami menggandeng sejumlah dai terkenal dalam acara yang telah kami rencanakan, misalnya, Ustadz Arifin Ilham. Kami mengambil langkah ini agar masyarakat tertarik datang dan memberikan zakat atau dermanya,'' kata Sahabuddin.

Yang tak kalah menariknya, buka puasa bersama di rumah tahanan menjadi agenda pula bagi PKPU. Menurut Sahabuddin tahun ini pihaknya akan mengadakan buka puasa bersama di rutan Salemba bersama Ustadz Abu Bakar Ba'asyir maupun Habib Riziek. Ia menyatakan, PKPU telah mendapatkan persetujuan dari pihak rutan untuk mengadakan acara tersebut.

Ia berharap setiap kegiatan yang digelar dapat menggugah masyarakat untuk menunaikan zakat dan terjadi transaksi. Apalagi untuk Ramadhan tahun ini, PKPU menargetkan dana yang terkumpul mencapai Rp 5 miliar.

Jika target tercapai, sudah pasti akan semakin banyak saudara muslim yang tak terlalu beruntung dapat turut menebarkan senyum. Sebab, derita yang mereka alami telah diringankan saudara seiman.

Selain mengandalkan pemasukan zakat dari dalam negeri, PKPU berharap pada masukan dari komunitas mahasiswa di luar negeri, seperti komunitas Mahasiswa di Jepang, Australia dan Kanada maupun lembaga internasional, seperti Muslim Aid. fer

Labels: